
MaxFM, Waingapu – Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG -Daryono mencatatkan 15 fakta gempa Laut Flores dengan Magnitudo 7,4 seperti yang diterima media ini lewat pesan whatsapp berikut :
1. Gempa terjadi pada hari Selasa, 14 Desember 2021 pukul 10.20.23 WIB.
2. Pusat gempa terletak pada koordinat 7,59 LS – 122,24 BT tepatnya di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT, dengan kedalaman 10 km.
3. Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktifitas sesar aktif di Laut Flores, dengan mekanisme pergerakan geser/mendatar (strike slip).
4. Meskipun pusat gempa ini terletak dekat jalur sumber gempa Sesar Naik Flores (Flores Thrust) tetapi pembangkit gempa ini bukan Sesar Naik Flores. Sesar Naik Flores memiliki mekanisme naik, sedangkan gempa ini memiliki mekanimse geser/mendatar.
5. Sumber gempa gempa Laut Flores M7,4 ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi para ahli kebumian kita untuk mengidentifikasi dan memetakannya guna melengkapi peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia.
6. Dampak gempa berupa guncangan dirasakan kuat di Ruteng, Labuan Bajo, Larantuka, Maumere, Adonara dan Lembata dalam skala intensitas III – IV MMI. Gempa ini menimbulkan kerusakan banyak bangunan di Selayar, Sulawesi Selatan.
7. Gempa ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman “waspada” di Flores Timur Bagian Utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara dan Pulau Lembata.
8. Hasil monitoring muka laut menggunakan Tide Gauge yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setinggi 7 cm di Stasiun Tide Gauge Reo dan Marapokot, Nusa Tenggara Timur.
9. Peringatan dini tsunami telah diakhiri pada pukul 12.27 WIB.
10. Hingga pukul 19.00 WIB mala mini hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa susulan sebanyak 97 kali. Magnitudo gempa susulan terbesar mencapai M6,8 sedangkan magnitudo gempa susulan terkecil M2,9.
11. Lokasi sumber gempa Laut Flores M7,4 tadi siang secara seismisitas sebenarnya jarang terjadi aktivitas gempa berdasarkan data seismisitas regional periode 2009-2021.
12. NTT merupakan daerah rawan tsunami. Sejak tahun 1800an di busur Kepulauan Sunda Kecil (Bali, NTB, NTT) sudah terjadi lebih dari 22 kali tsunami.
13. Sejarah mencatat pada 29 Desember 1820 gempa kuat yang berpusat di Laut Flores memicu tsunami di Flores hingga Sulawesi Selatan. Di Bulukumba korban meninggal akibat tsunami mencapai sekitar 500 orang.
14. Tsunami destruktif terakhir yang dipicu gempa M7,8 di Laut Flores terjadi pada 12 Desember 1992 membangkitkan tsunami setinggi 30 meter menyebabkan 2.500 orang meninggal dan 500 orang hilang.
15. Gempa Laut Flores M7,4 yang berpotensi tsunami ini merupakan peringatan untuk kita semua bahwa sumber gempa sesar aktif yang mampu memicu gempa kuat ternyata masih ada yang belum teridentifikasi dan terpetakan.[ Oleh : Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG -Daryono]