MaxFM, Waingapu – Pengujian pemberian vaksin Covid-19 bagi ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui (busui) telah terbukti meningkatkan daya tahan tubuh bumil dan busui. Bahkan pemberian vaksin bagi bumil dan busui juga memberikan peningkatan daya tahan tubuh bagi janin dan bayi yang disusui.
Dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha (RSUD URM), dr. Reeves Edly, Sp.OG. menyampaikan hal ini dalam diskusi interaktif di Radio Max 96,9FM Waingapu tentang vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Sabtu (12/11/2021) malam. Dialog intreraktif ini juga menghadirkan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumba Timur, Merliaty Praing Simanjuntak dan Pdt. Yulius Djara, Sm.Th dari unsur tokoh agama.
dr. Reeves Edly, Sp.OG. menjelaskan informasi yang beredar bahwa pemberian vaksin kepada bumil dan busui akan mengakibatkan kecacatan pada janin atau bayi maupun kematian bagi bumil adalah informasi yang tidak benar.
“Tidak ada kejadian ada bumil atau busui yang mengalami hal yang tidak baik setelah vaksin. Karena sesungguhnya vaksin meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan virus Covid-19,” jelasnya.
Ditambahkannya hingga saat ini ada tiga vaksin yang direkomendasikan untuk diberikan kepada bumil dan busui yakni vaksin Sinovac, Moderna dan Pfizer sehingga kepada bumil dan busui jangan ragu untuk mendaftarkan diri di tempat pelayanan vaksin agar bisa mendapatkan pelayanan.
“Untuk bumil harus sudah diatas minggu ke-13 kehamilan sehingga harus dipastikan usia kehamilannya terlebih dahulu sebelum mendapatkan pelayanan,” jelasnya.
Ketua TP PKK Kabupaten Sumba Timur, Merliaty Praing Simanjuntak pada kesempatan tersebut menegaskan baru sekitar dua persen bumil dan busui di Kabupaten Sumba Timur yang sudah mendapatkan pelayanan vaksinasi Covid-19 sehingga masih membutuhkan kerja sama dari pemerintah, swasta dan masyarakat agar bisa mendorong bumil dan busui bisa segera mendapatkan pelayanan vaksin.
Mengenai peran TP PKK Kabupaten Sumba Timur dalam mendorong pelayanan vaksinasi Covid-19 bagi bumil dan busui, Merliaty menjelaskan pihaknya terus bergerak mengajak bahkan mendampingi bumil dan busui untuk mendapatkan pelayanan vaksin.
“Kemarin kita dampingi sejumlah bumil dan busui di Kelurahan Kambajawa dan akhirnya berjalan dengan baik,” jelasnya.
Merliaty menambahkan TP PKK Kabupaten Sumba Timur terus bekerja sama dengan pemerintah desa/kelurahan termasuk dengan menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat untuk menginformasikan yang benar kepada bumil dan busui agar mengambil bagian dalam kegiatan vaksinasi Covid-19.
“Pemerintah setempat, tokoh agama dan tokoh masyarakat tentu punya peran yang sangat besar untuk mengajak masyarakat sehingga kita libatkan semua,” ungkapnya.
Pelayanan vaksinasi Covid-19 saat ini sedang digalakkan pemerintah karena walau Sumba Timur sudah dinyatakan zona hijau karena tidak ada lagi kasus positif Covid-19, status Kabupaten Sumba Timur masih berada di PPKM level III karena capaian vaksin masih cukup rendah.
“Testimoni dari yang sudah vaksin juga kita libatkan, karena lebih besar pengaruhnya bagi masyarakat,” jelasnya.
Pdt. Yulius Djara, SmTh. menambahkan mengikuti program vaksinasi Covid-19 itu seperti menyediakan payung atau mantel saat musim penghujan. Karena itu semua masyarakat layak vaksin harus iiut vaksin agar daya tahan tubuh menjadi lebih baik dan bisa melawan virus Covid-19.
“Kalau kita semua sudah divaksin, bukan berarti kita tidak akan kena Covid-19. Tetapi gejalanya akan lebih ringan dan lebih mudah penanganan nya,” jelasnya.
Karena itu Pdt. Yulius menjelaskan pihak gereja juga terus mengkampanyekan pentingnya masyarakat mengikuti kegiatan vaksin melalui mimbar-mimbar gereja agar masyarakat tidak terus hidup dalam ketakutan terhadap Covid-19 maupun efek samping vaksin.
“Saya akan terus sampaikan dari mimbar agar semua kita bisa vaksin. Karena Tuhan hanya memberikan kehidupan dan kematian. Sedangkan urusan sehat atau sakit adalah pilihan kita manusia,” tandasnya.(TIM)