MaxFM, Waingapu – Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Praiwora yang sebelumnya menjadi jemaat cabang GKS Payeti, Jumat (8/10/2021) resmi menjadi jemaat mandiri. Hal ini ditandai dengan pengukuhan yang dilakukan Ketua Umum Badan Pelaksana Majelis Sinode (BPMS) GKS, Pdt. Alfred Samani, disaksikan Ketua BPMK Waingapu, Pdt. Aprianus Meta Djangga Uma dan ketua majelis lingkungan B, Ferdinan Radjah di Gedung Kebaktian GKS Praiwora.
Pengukuhan ini juga ditandai dengan pembukaan selubung papan nama GKS Praiwora oleh Ketua Umum BPMS GKS, Pdt. Alfred Samani, S.Th., M.Si bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumba Timur, Domu Warandoy, SH., M.Si disaksikan Ketua BPMJ GKS Payeti, Pdt. Yuliana Ata Ambu, S.Th., M.Min bersama para pendeta GKS Payeti, Pdt. Fandrian Hukapati, Pdt. Mandina Lanjalai, Pdt. Lusandri Karanggalimu dan Pdt. Lastri Rosebeth Agustaf.
Pantauan media ini kebaktian pengukuhan jemaat GKS Praiwora menjadi jemaat mandiri ini dipimpin bersama oleh Pdt. Aprianus Meta Djangga Uma, Pdt. Alfred Samani, Pdt. Marlin Lomi, Pdt. Yuliana Ata Ambu, dan diakhiri oleh Pdt. Matias Ekonugroho Riwoe sebagai pendeta yang dilukuhkan sebagai pendeta jemaat GKS Praiwora.
Kebaktian pengukuhan jemaat GKS Praiwora juga dirangkai dengan pengukuhan 26 majelis jemaat yang akan melayani jemaat GKS Praiwora bersama Pdt. Matias Ekonugroho Riwoe yang juga dikukuhkan dalam kebaktian yang sama. Pada saat yang sama juga dilakukan penyerahan aset yang menjadi hak GKS Praiwora dari GKS Payeti selaku gereja induk sebelumnya.
Ketua BPMJ GKS Payeti, Pdt. Yuliana Ata Ambu dalam sambutannya usai kebaktian menjelaskan GKS Praiwora menjadi Jemaat mandiri yang ke-233 di Sinode GKS dan memiliki tanggung jawab yang sama dalam melayani jemaat.
Selanjutnya Pdt. Yuli yang juga adalah Ketua 1 BPMS GKS menjelaskan, GKS Praiwora merupakan gereja cabang ke-4 yang dimekarkan atau dimandirikan dari GKS Payeti, setelah sebelumnya ada GKS Parakaraha, GKS Lambanapu dan GKS Kambajawa.
“Ini adalah anak keempat dari GKS Payeti yang hari ini menjadi jemaat mandiri,” ungkapnya.
Ketua BPMS GKS, Pdt. Alfred Samani pada kesempatan yang sama menegaskan pendeta di GKS juga bisa berpindah jemaat, namun tetap harus mengikuti tata gereja GKS yakni mengikuti kembali setiap proses yang disyaratkan dalam tata gereja GKS.
Hal ini menurut Pdt. Alfred dibuktikan dengan terpilihnya Pdt. Matias Ekonugroho Riwoe yang sebelumnya menjadi pendeta di GKS Payeti, saat ini kembali dikukuhkan menjadi pendeta di GKS Praiwora. “Di GKS juga ada mutasi pendeta selama sesuai dan mengikuti semua tata gereja GKS,” tegasnya.
Pdt. Matias Ekonugroho Riwoe pada khotbah sulungnya sebagai pendeta GKS Praiwora menegaskan bahwa pelayanan kepada jemaat menjadi yang terpenting dan kerja sama antar gereja tidak boleh terputus hanya karena GKS Praiwora hari ini sudah dikukuhkan menjadi jemaat yang mandiri.
“GKS Payeti dan GKS Praiwora akan tetap menjadi sahabat pelayanan bagi jemaat ke depan,” ungkapnya.
Kepada 26 majelis jemaat yang juga dikukuhkan dalam kebaktian tersebut, Pdt. Eko mengajak agar bekerja sama dan saling mendukung dalam melayani 1.147 anggota jemaat GKS Praiwora ke depan dalam keadaan apapun ke depannya.
“Bapak-ibu majelis yang sudah dikukuhkan tadi menjadi tugas kita bersama untuk melayani jemaat GKS Praiwora sehingga kita harus bisa saling mendukung dalam setiap pelayanan ke depan,” tandasnya.
Tokoh jemaat GKS Praiwora, Nggala Kandipraing (86) secara terpisah mengapresiasi setiap proses yang sudah dilakukan oleh panitia pemekaran yang terbentuk aejak tahun 2018 silam hingga akhirnya GKS Praiwora menjadi gereja mandiri saat ini.
“Pelayanan saat ini sudah jauh lebih mudah dibandingkan dengan pelayanan saat saya masih muda. Namun tanggung jawab membawa jiwa-jiwa kepada Tuhan Yesus tetap harus dilakukan dengan sungguh-sungguh,” tegas pria yang baru purna bhakti sebagai majelis setelah 44 tahun melayani jemaat.(TIM)