MaxFM, Waingapu – Kabupaten Sumba Timur mengalami penambahan empat kasus terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) di Laboratorium RSUD Umbu Rata Meha (URM) Waingapu, Sabtu (12/12/2020). Tambahan empat kasus ini menjadikan akumulasi kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Sumba Timur menjadi 37 kasus.
Empat kasus baru ini terdiri dari tiga orang laki-laki dan satu orang perempuan dengan inisial M, ULP, N, dan UN. Dimana empat kasus baru ini semuanya merupakan warga Kelurahan Kambajawa, Kecamatan Kota Waingapu. Keempat kasus baru ini sendiri saat ini sudah ditangani di ruang isolasi RSUD URM Waingapu, sehingga total pasien yang sedang ditangani saat ini berjumlah lima kasus.
Hal ini disampaikan juru bicara satuan tugas percepatan penanganan Covid-19, Kabupaten Sumba Timur, dr. Chrisnawan Tri Haryantana dalam jumpa pers yang dilakukan di aula kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Sabtu (12/12/2020). Dijelaskannya, kondisi dari empat kasus Covid-19 ini, kasus 34, 35, dan 36 dalam kondisi baik, sedangkan kasus 37 yang sedikit mengkhawatirkan, karena yang bersangkutan memiliki penyakit penyerta.
Dijelaskannya, kasus 34 merupakan kasus suspek dan merupakan pelaku perjalanan dari Surabaya dan baru tiba di Waingapu Rabu (2/12/2020) lalu dan setelah dilakukan pemeriksaan RDT, hasilnya reaktif sehingga sampel swabnya diambil dan dikirimkan ke Kupang, Sabtu (5/12/2020), dan yang bersangkutan diminta melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Namun kemudian yang bersangkutan merasakan gejala sesak nafas dan meriang pada Minggu (6/12/2020), sehingga setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter dari RSUD URM Waingapu, yang bersangkutan kemudian dibawa ke RSUD URM Waingapu, dan langsung ditangani di ruang isolasi RSUD URM Waingapu.
“Karena kondisinya kurang bagus dan sudah diambil swab nya, sehingga ketika masuk rumah sakit langsung ditangani di ruang isolasi. Kemudian dilakukan pengambilan sampel ulang Jumat (11/12/2020) dan diperiksa menggunakan TCM yang hasilnya positif,” jelas dr. Chrisnawan yang didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, Jonker Telnoni, S.KM.
Selanjutnya untuk kasus 35, menurut dr. Chrisnawan yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur ini adalah warga Sumba Timur yang bukan merupakan pelaku perjalanan, namun yang bersangkutan cukup aktif dan memiliki kontak erat dengan banyak orang.
Dimana yang bersangkutan sempat mengalami gejala batuk-pilek sejak Sabtu (5/12/2020) lalu dan sempat melakukan pemeriksaan RDT pada Selasa (8/12/2020) malam yang hasilnya non reaktif. Namun sejak Jumat (11/12/2020) malam kondisi kesehatan yang bersangkutan mengalami penurunan, sehingga dibawa ke RSUD URM Waingapu, Sabtu (12/12/2020) dini hari, sekitar pukul 03:00 Wita.
“Karena menunjukkan gejala-gejala Covid-19, sehingga langsung dilakukan pemeriksaan TCM dan hasilnya positif,” urainya.
Ayah dua putri ini menambahkan, kasus 36 merupakan anggota keluarga dari kasus 35, yang merupakan pelaku perjalanan dari Jakarta dan baru tiba di Waingapu, Sabtu (5/12/2020) dan tanpa gejala. Namun setelah kasus 35 terkonfirmasi positif, anggota keluarganya juga dilakukan pemeriksaan swab dan salah satunya terkonfirmasi positif.
Ketika ditanya awak media tentang pasien positif covid-19 kasus 35, Kepala Dinas Kesehatan Sumba Timur dokter Chrisnawan memastikan bahwa yang bersangkutan adalah Wakil Bupati Sumba Timur.
Sedangkan untuk kasus 37, dijelaskannya memiliki kontak erat dengan kasus 35 karena memiliki kegiatan dan aktivitas yang sama di sejumlah tempat dalam beberapa waktu terakhir. “Kita belum bisa mengatakan ini sebagai transmisi lokal, karena butuh penelusuran lebih teliti,” urainya.
Pada kesempatan yang sama, dr. Chrisnawan juga menjelaskan sampai dengan saat ini masih ada 97 sampel dari Sumba Timur yang dikirim ke Laboratorium Biomolekuler RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang dalam tiga kali pengiriman. Namun karena banyaknya antrian sampel yang masuk dari semua kabupaten/kota di NTT, 97 sampel tersebut sampai dengan saat ini belum keluar hasilnya.
“Informasinya karena alat pemeriksaan PCR di RSUD Prof Dr. W. Z. Johannes Kupang mengalami gangguan, karena yang seharusnya hanya bisa dilakukan pemeriksaan satu putaran, dipaksa menjadi dua putaran, bahkan terakhir jadi tiga putaran,” jelasnya.
Namun informasi yang diperoleh dari RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang, saat ini sudah dilakukan perbaikan sehingga diharapkan dalam satu-dua hari ke depan, akan segera keluar hasil dari 97 sampel tersebut.
“Informasinya juga akan dilakukan pemeriksaan di laboratorium Fakultas Kedokteran Undana, karena sudah dilakukan pengujian dan hasilnya valid,” ungkapnya.
Walau demikian, karena masih banyaknya sampel yang antri, untuk memperoleh hasil lebih cepat, berdasarkan hasil komunikasinya dengan tim satuan tugas Provinsi NTT, sebagian sampel kemungkinan akan dikirim ke Surabaya untuk bisa mempercepat pemeriksaan dan hasilnya bisa diketahui.
“Untuk di RSUD URM Waingapu sendiri sudah dilakukan permintaan catridge agar bisa kita lakukan pemeriksaan lebih cepat untuk kasus-kasus suspek,” tandasnya.(TIM)