MaxFM, Waetabula – Pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota yang warga masyarakatnya telah menjadi korban dari firus babi afrika (ASF) bisa mendata para peternak untuk kemudian diprioritaskan dalam pemberian bantuan ternak yang ada dalam program pemerintah kabupaten/kota maupun provinsi. Bisa juga diusulkan untuk mendapat tambahan intervensi dalam program kementerian pertanian.
Hal ini disampaikan anggota Komisi IX DPR RI, Ratu Wulla Talu saat ditemui MaxFm di Ratu Wulla Talu (RWT) Center, Rabu (11/3/2020) menanggapi adanya permintaan sejumlah peternak babi di daratan Timor yang mengalami kerugian besar akibat ternak babi piaraan mereka mati terserang virus ASF hingga habis.
Walau demikian, mantan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) ini menegaskan, pandangannya agar pemerintah daerah memprioritaskan para peternak korban virus ASF ini menjadi penerima program bantuan ternak dari pemerintah tidak boleh diterjemahkan sebagai pengganti ternak para peternak yang mati terserang virus ASF dalam beberapa waktu terakhir, khususnya di daratan Timor.
“Jangan dibilang ini ganti rugi ya, karena ini sudah namanya (virus ASF) bencana. Tetapi ada program-program bantuan pemerintah baik dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, dan juga dari Kementerian berupa program bantuan ternak dan lainnya yang sudah dianggarkan. Jadi ini bisa didata agar nanti program ini dilaksanakan diprioritaskan kepada mereka yang terkena musibah ini,” jelasnya.
Ditegaskannya penggunaan anggaran negara dalam hal apapun tidak bisa serta-merta langsung dilakukan karena semuanya harus melalui perencanaan dan penganggarannya, agar nantinya bisa dipertanggungjawabkan secara baik. “Menggunakan anggaran negara ini memang tidak bisa asal ambil pakai saja. Jadi memang harus melalui perencanaan yang baik,” jelasnya.
Selain program bantuan ternak yang mungkin saja ada dalam program pemerintah kabupaten/kota, provinsi, hingga kementerian, menurutnya program lain yang bsia diarahkan kepada para peternak yang menjadi korban bencana virus ASF di daratan Timor adalah bantuan tenaga kerja mandiri, pelatihan-pelatihan keterampilan dan lainnya bisa diprioritaskan bagi para peternak untuk dapat kembali membangun ekonomi masyarakat.
Ratu Wulla juga mengapresiasi langkah pemerintah provinsi NTT dan kabupaten/kota di NTT yang mengambil langkah untuk menghentikan sementara pengantarpulauan ternak babi dan produk olahannya sebagai langkah antisipasi penyebaran virus ASF ke kabupaten lain yang saat ini masih belum terpapar virus ASF bisa tetap aman.
“Keputusan gubernur dan bupati/wali kota yang sudah mengambil kebijakan guna membatasi sementara pengantarpulauan ternak babi dan produk olahannya adalah langkah yang baik. Karena penyebaran virus ASF ini juga kita harus dikendalikan oleh pemerintah sehingga tidak terus menyebar ke semua peternak babi di seluruh NTT,” urainya.
Sebelumnya Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengeluarkan edaran kepada semua bupati/wali kota di daratan Timor untuk mengisolasi ternak babi dan produk olahannya guna menghindari makin luasnya penyebaran virus ASF ke peternak babi lainnya di pulau-pulau lain di NTT. “Kita sudah keluarkan edaran ke Wali Kota Kupang dan bupati se-daratan Timor untuk tidak boleh mengeluarkan ternak babi dari kabupaten/kota di Pulau Timor untuk ke pulau lainnya. Jadi kita juga lagi fokus untuk menangani penyebaran virus ini secepatnya, agar tidak terus ada peternak yang menjadi korban,” tegas VBL dalam kunjungannya beberapa waktu lalu ke daratan Sumba.(ONI)