Scroll to Top
Pemkab Sumba Timur Serius Tangani Covid-19
Posted by maxfm on 22nd Maret 2020
| 1864 views
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur – Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Sumba Timur, Dr. Chrisnawan Tri Haryantana

MaxFM, Waingapu – Pemerintah Kabupaten Sumba Timur menyatakan siap secara serius untuk melakukan pencegahan dan menghadapi Pandemi Corona Virus Desease (Covid-19) yang sedang melanda dunia saat ini. Walau demikian, kondisi kesiapan alat pelindung diri (APD) di Rumah Sakit Umum Daerah Umbu Rara Meha (RSUD URM) Waingapu sangat terbatas saat ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur yang juga juru bicara Covid-19 Kabupaten Sumba Timur, Dr. Chrisnawan Tri Haryantana menyampaikan hal ini dalam jumpa pers yang dilakukan di ruang kerjanya, Minggu (22/3/2020) malam. Dijelaskannya, pihaknya siap untuk bersama pemerintah Provinsi NTT dan pemerintah pusat melakukan pencegahan dan penanganan terhadap Pandemi Covid-19 saat ini.



Dijelaskannya, semua kondisi kesiapan Pemkab Sumba Timur dalam melakukan langkah-langkah pencegahan hingga adanya jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) terus dilaporkan kepada Pemerintah Provinsi NTT untuk menjadi data bersama.

“Rumah Sakit Umbu Rara Meha juga sudah ditunjuk untuk menjadi rumah sakit rujukan perawatan pasien Covid-19, sehingga siap tidak siap, kita harus tetap siap melaksanakan SK yang ada, bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Karena untuk satu shift saja kita butuh minimal enam pasang APD, dan sehari ada riga shift berarti untuk menangani satu pasien kita butuh 18 pasang APD, dan jumlah APD kita di rumah sakit jelas sangat terbatas dan mencari tambahannya juga sulit, karena hampir semua daerah dan di pusat (DKI Jakarta) juga banyak rumah sakit yang sudah mengeluhkan kekurangan APD,” tegasnya.

Sampai dengan Minggu (22/3/2020), menurut dr. Chrisnawan terdapat enam warga masyarakat Kabupaten Sumba Timur yang dinyatakan sebagai ODP karena baru pulang dari daerah-daerah terpapar Covid-19. Dimana enam orang ini tersebar di tiga kecamatan yakni tiga orang di wilayah Kecamatan Kota Waingapu, satu orang di Kecamatan Kambera dan satu orang lagi berada di Kecamatan Pandawai.



“Warga Sumba Timur itu ada lima orang yang baru pulang dari daerah terpapar Covid-19 sehingga kita tetapkan sebagai ODP dan semuanya kita minta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Kemudian ada satu tambahan warga dari Malang yang adalah seorang driver dan tidak ada keluarga di Waingapu, kita lakukan isolasi terhadap yang bersangkutan di RSUD URM Waingapu,” jelasnya.

Walau demikian, dr. Chrisnawan menghimbau kepada masyarakat Sumba Timur untuk tidak panik dan takut berlebihan dengan adanya enam warga masyarakat Kabupaten Sumba Timur yang berstatus ODP Covid-19 saat ini. Karena sesungguhnya walau belum ada obatnya sampai saat ini, pasien positif Covid-19 pun bisa sembuh.

“Kalau dibandingkan dengan MERS dan SARS kali lalu, MERS dan SARS memiliki tingkat ancaman kematian lebih tinggi dibandingkan dengan Covid-19 saat ini. Walaupun memang Covid-19 ini penyebarannya cukup cepat. Namun resiko kematiannya hanya ada pada kisaran tiga sampai empat persen,” urainya.




Dr. Chrisnawan juga menghimbau kepada masyarakat agar dapat mematuhi protokol pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai dengan yang sudah disampaikan pemerintah, yakni menjaga jarak dan menghindari kontak langsung dengan orang lain. Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dengan air dan sabun secara rutin, dan juga menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Menurutnya sesuai dengan hasil pemantauan terhadap enam ODP di Kabupaten Sumba Timur, semuanya dalam kondisi yang semakin membaik dari keluhan yang sempat disampaikan saat awal diketahui dan ditetapkan sebagai ODP. “Semuanya semakin membaik kondisinya, termasuk yang diisolasi di RSUD URM Waingapu yang semula mengeluhkan sakit di tenggorokannya, sudah semakin baik,” urainya.

Sedangkan terkait informasi adanya anak buah kapal barang yang sempat memeriksakan diri di Rumah Sakit Imanuel dengan keluhan demam dan batuk, dr. Chrisnawan menjelaskan yang bersangkutan seharusnya juga ditetapkan sebagai ODP untuk dilakukan pemantauan selama 14 hari ke depan. Namun karena kapalnya akan kembali ke Surabaya, sehingga pihaknya hanya memberikan edukasi dan melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan Laut (KKPL) Kupang cabang Waingapu, akan dikomunikasikan kondisi ABK yang bersangkutan untuk langsung dipantau oleh KKPL Surabaya.



“Kita juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gejala-gejala Covid-19 karena sempat berkomunikasi dengan orang yang berasal dari daerah terpapar,” tandasnya.(ONI).

Show Buttons
Hide Buttons