MaxFM, Waingapu – Badan Pelaksana Majelis Sinode (BPMS) Gereja Kristen Sumba (GKS) menghimbau kepada seluruh warga jemaat GKS agar tetap tenang, tidak panik, dan menjadikan tantangan Pandemi Corona Virus Desease (Covid-19) sebagai momentum Doa yang dilaksanakan dalam setiap rumah tangga warga GKS.
Hal ini sebagaimana himbauan yang disampaikan Ketua BPMS GKS, Pdt. Alfred Dj. Samani, S.Th., M.Si bersama sekretaris BPMS GKS, Pdt. Marlin Lomi, S.Th bersama sejumlah anggota BPMS GKS kepada wartawan di Kantor Sinode GKS, Jumat (20/3/2020). Pdt. Alfred menegaskan penyebaran virus corona sudah hampir ada di seluruh belahan bumi, dan tentu menimbulkan ketakutan dan kecemasan di kalangan masyarakat termasuk di Sumba.
Walau demikian, sebagai gereja Pdt. Alfred menegaskan warga GKS harus tetap percaya bahwa Tuhan yang dipercaya tidak akan membiarkan umatNya berjalan sendiri, melainkan akan tetap memelihara umatNya dalam segala keadaan, termasuk dalam menghadapi Pandemi Covid-19 saat ini.
“Peristiwa ini (Pandemi Covid-19) terjadi dalam momentum masa raya Paskah, dimana kita sementara menghayati penderitaan Kristus sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan kebangkitan. Kita sedang ditempa untuk mengenal Kristus yang menderita dalam arti yang sebenarnya melalui Pandemi yang sedang berkecamuk ini,” urainya.
Karena itu, selain menghimbau warga GKS agar tidak panik dan tetap tenang, BPMS GKS juga meminta warga GKS untuk tetap memelihara hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan pakai sabun, membatasi diri untuk berjabat tangan dan mencium hidung, menggunakan masker jika flu dan batuk, menjaga jarak, mengambil waktu untuk bersama keluarga, mengkonsumsi gizi seimbang, minum air putih delapan gelas per hari, rajin berolahraga, istirahat yang cukup, tidak merokok, dan menjaga kebersihan lingkungan tinggal, tempat ibadah, dan tempat kerja.
“Warga GKS diharapkan tidak terlibat dalam pemberitaan palsu atau hoaks khususnya berkenaan dengan isu Covid-19 dan lebih mengutamakan mendapat informasi dsri pihak pemerintah dan aparat hukum,” urainya.
Selanjutnya dalam kaitan dengan aktivitas-aktivitas gerejawi, seperti rapat-rapat gerejawi, pertemuan-pertemuan non ibadah, diharapkan agar dapat dibatasi, dihentikan atau dijadwalkan ulang sampai dengan situasi kondusif. Demikian juga dengan perjalanan keluar daerah untuk dibatasi guna menghentikan potensi penyebaran virus Corona.
“Untuk ibadah minggu, Jumat Agung, dan Paskah yang masih dilaksanakan di gedung gereja, diharapkan agar mempertimbangkan langkah-langkah antisipasi seperti menjaga kebersihan ruangan dan lingkungan di sekitar gereja, menyediakan cairan pembersih atau sabun dan air untuk mencuci tangan, hingga mengatur jarak tempat duduk jemaat agar tidak berhimpitan. Untuk ibadah oenghiburan dan pemakaman jemaat yang meninggal diharapkan jenasah tidak disimpan lebih dari tiga malam,” imbaunya.
Kepada para pimpinan jemaat diharapkan untuk tetap memonitor perkembangan penyebaran virus Corona dan dalam situasi dimana diperlukan adanya keputusan mendesak, majelis jemaat dapat mengambil keputusan secara arif dan bijaksana, khususnya terkait pertemuan publik dalam bentuk ibadah gerejawi.
Ketua Badan Pelaksana Majelis Jemaat (BPMS) GKS Payeti, Pdt. Yuliana Ata Ambu, S.Th secara terpisah di kantor GKS Payeti mengajak semua warga jemaat dan masyarakat Kota Waingapu dan sekitarnya agar memelihara alam, lingkungan yang bersih karena udara yang bersih dan sehat memberi daya dukung terhadap sistim imun tubuh
“Jangan sembarang buang sampai atau sediakan tempat sampah. Karena Virus Corona menyadarkan kita untuk ramah terhadap alam semesta, dan juga sesama manusia,” jelasnya.
Selai itu, Pdt. Yuliana Ata Ambu yang didampingi Ketua Komisi Anak GKS Payeti Arlin Ndatamay menambahkan, ibadah minggu dan ibadah sekolah minggu tetap dilakukan dengan memperhatikan protokol Covid-19. Namun kegiatan-kegiatan menyongsong Paskah yang melibatkan banyak orang, diundur pelaksanaannya hingga awal April mendatang.
“Kita menghimbau agar setiap gereja diminta menyiapkan air cuci tangan, disinfektan, menahan diri untuk melakukan tradisi jabat tangan atau cium hidung. Bagi yang merasa kurang sehat diharapkan menggunakan masker. Pengerja GKS Payeti juga akan membuat renungan untuk dibagikan pada jemaat mulai tanggal 22-28 Maret 2020, agar menjadi bahan renungan dalam ibadah keluarga setiap malam, serta pokok doa tentang Covid-19,” tandasnya.(ONI)