MaxFm, Waingapu – Jemaat Payeti mempersembahkan tujuh ekor sapi dan 14 ekor babi untuk penyelenggaraan Sidang Raya PGI XVII tahun 2019. Penyerahan persembahan ternak yang disertai ratusan kilo gram beras, puluhan selendang, kain tenun ikat asli Sumba, dan sejumlah bahan makanan ini diterima langsung Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur, Gidion Mbilijora dan Umbu Lili Pekuwali bersama dengan Ketua Majelis Jemaat GKS Payeti, Pdt. Yuliana Ata Ambu dan para pendeta koordinator lingkungan.
Penyerahan persembahan ini dilakukan di halaman depan GKS Payeti, Selasa (5/11). Dimana para jemaat dari lingkungan A sampai F dan wilayah Pulupanjang secara berturut-turut tiba di halaman GKS Payeti dengan iringan musik gong dan tambur yang dibawa oleh setiap lingkungan. Setiap lingkungan sendiri datang lengkap dengan menggunakan pakaian adat Sumba.
Tiba di gerbang utama GKS Payeti panitia sudah menyiapkan tim pemukul gong dan tambur, dan tiga anak penari dari PPA Maranatha-Payeti yakni Jesinta Priskilia Kristi Tamuina, Eunike Riski Ratudjawa dan Andini Trisia Tatunura yang dengan bersemangat menari menyambut setiap lingkungan yang masuk. Alhasil sejumlah jemaat ikut mengambil bagian dalam tarian khas Sumba dengan bersemangat untuk mengantar persembahan yang dibawa.
Ratusan jemaat dari enam lingkungan dan satu wilayah ini kemudian membawa persembahan mereka masuk, sambil berjabat tangan dengan Bupati-Wakil Bupati Sumba Timur, KMJ Payeti, dan panitia yang sudah berbaris rapi di sisi depan gedung kebaktian GKS Payeti, kemudian menikmati sirih-pinang yang disediakan panitia, sebelum akhirnya masuk ke gedung kebaktian untuk melakukan doa syukur bersama atas semua persembahan yang sudah dibawa oleh para jemaat dari lingkungan-lingkungan ini.
Pdt. Yuliana Ata Ambu pada kesempatan tersebut menjelaskan, penyerahan persembahan ini sengaja dilakukan terlebih dahulu dari persembahan yang akan dibawa oleh Klasis-Klasis Se-Sumba Timur yang akan dibawa masuk untuk diserahkan kepada panitia hari ini, Rabu (6/11). “Kita memang harusnya masuk sebagai klasis dengan jemaat lain di Klasis Waingapu. Tetapi saya minta di teman-teman pendeta lain di Klasis Waingapu, agar membiarkan kita Payeti masuk duluan, biar bisa menjadi persiapan panitia menerima saudara-saudara kita dari klasis lain yang masuk besok (Hari ini, Red),” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Sumba Timur Gidion Mbilijora pada kesempatan tersebut mengapresiasi jemaat GKS Payeti dari lingkungan-lingkungan yang sudah dengan luar biasa membawa persembahannya untuk suksesnya pelaksanaan Sidang Raya PGI XVII tanggalan berlangsung mulai Jumat-Rabu (8-13/11) mendatang.
“Apa yang dilakukan oleh jemaat pada sore hari ini adalah sesuatu yang baik untuk suksesnya pelaksanaan Sidang Raya, dan marilah kita semua terus memberi dan menjadi tuan rumah yang baik bagi semua tamu yang akan hadir di Sumba Timur,” jelasnya.
Bupati Gidion menambahkan momen Sidang Raya PGI XVII ini harus bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Sumba Timur untuk terus memperkenalkan kekayaan alam dan wisata Sumba Timur kepada dunia luar. Karena itu, Gidion menghimbau kepada semua masyarakat Sumba Timur untuk memotret, merekam dan mempublikasikan semua kekayaan alam dan wisata Sumba Timur melalui akun-akun jejaring sosial yang dimiliki.
“Mari Kita semua memposting keindahan wisata Sumba Timur melalui akun sosial media kita masing-masing, agar masyarakat luar bisa makin mengenal Sumba Timur secara baik,” urainya.
Ketua panitia pelaksana, drh. Yohanes Praing pada kesempatan tersebut kembali mengajak semua jemaat yang sudah memberikan persembahannya untuk bisa ikut mengambil bagian dalam acara pembukaan di Padang Pure Kambera, Jumat (8/11). Karena momen ini tidak akan terulang kembali di tanah Sumba hingga 450 tahun ke depan.
“Saya sudah menyaksikan acara pembukaan di Sumba Barat Daya yang dihadiri kurang lebih 10 ribu jemaat, dan di Sumba Barat kurang-lebih 12 ribu jemaat. Jadi saya tidak mengatakan ini supaya kita ikut-ikutan. Tetapi marilah kita semua yang sudah memberikan persembahannya hari ini. Marilah kita semua mengambil bagian pada acara pembukaan ini, yang hanya akan terjadi sekali seumur hidup kita,” imbaunya.(ONI)