Scroll to Top
DOA 2018
Posted by maxfm on 7th Januari 2018
| 2452 views
Ilustrasi oleh: Yongky H. Suaryono

MaxFM, Waingapu – Sepanjang tahun 2017 sudah kita lalui dengan berbagai dinamika yang ada. Tidak terasa kita sudah ada di tahun 2018 . Segala doa-doa dipanjatkan menjadi harapan di tahun yang baru.

Guru-guru magang dan pegawai honorer berdoa semoga di tahun mendatang punya kesempatan diangkat menjadi pegawai tetap agar setiap saat tidak dihantui habisnya masa kontrak dan punya gaji tetap bulanan serta masa pesiun lebih terjamin. Terlebih agar tidak kalah dengan pegawai angkatan baru yang dengan mudah tiba-tiba sudah jadi pegawai negeri.

Sebagian orang berdoa semoga Sumba bisa lebih maju dengan hadirnya investor yang membawa dampak perbaikan bagi ekonomi rakyat, bukan menjadi berkat dadakan bagi sebagian orang yang dekat dengan pihak investor. Semoga lahan-lahan yang dikuasai investor bisa benar-benar bermanfaat sebagai pemicu roda pembangunan, bukan hanya menguntungkan pihak investor semata.



Orang-orang tua berdoa semoga para bandar dan pemain narkoba segera ditangkap agar generasi Sumba bisa bebas dari narkoba. Siapa pun orangnya semoga segera dapat ditangkap agar tidak lagi menjadi agen-agen perusak generasi. Harapan lebih besarnya semoga orang-orang yang selama ini tidak tersentuh oleh hukum bakalan menjadi target utama, bisa ditangkap dan mendapat hukuman setimpal. Sudah cukup memprihatinkan kasus narkoba di Tana Humba.

Para Petani yang sudah mulai kehilangan harapan berdoa semoga cuaca dan alam cukup nendukung musim tanam agar hasil tanam bisa subur dan melimpah. Tidak ada lagi hama belalang maupun hama-hama lain yang tidak bisa mereka atasi, tidak ada lagi kekeringan, tidak ada lagi kesulitan mendapatkan bibit tanaman dan pupuk berkualitas yang murah.

Sebagian orang juga berdoa semoga kedamaian senantiasa melingkupi Sumba, tidak ada gesekan antar etnis, golongan dan agama menjelang Pilihan Gubernur mendatang. Semoga pola-pola kampanye meraih dukungan rakyat tidak lagi sarat dengan janji-janji palsu. Sehingga akhirnya kelak kita akan dapat pemimpin yang benar-benar amanah demi kepentingan rakyat.



Diam-diam juga ada yang berdoa semoga team KPK bisa turun dan bekerja maksimal di tanah Sumba sebab korupsi seperti tak pernah benar-benar tuntas bisa ditangani. Pokoknya harus ada penanganan super serius agar kita bersih dari korupsi. Semoga pihak-pihak berwenang kian gigih, berani dan profesional dalam memerangi korupsi.

Kaum pedagang, penjual jasa, nelayan, juga para kontraktor berdoa semoga tahun mendatang memperoleh berkat yang lebih dari tahun-tahun sebelumnya. Para anggota TNI, anggota Polisi, para ASN, pegawai-pegawai swasta memiliki doa yang hampir sama, semoga tugas-tugas di tahun mendatang bisa diselesaikan dengan baik dan syukur-syukur bisa memperoleh kenaikan pangkat atau jabatan.

Para pejabat dan politikus berdoa agar tahun mendatang jabatan dan kedudukannya tetap aman-aman saja dan tidak ada kejadian luarbiasa yang bisa menggoyangkan jabatan dan kedudukan mereka.

Macam-macam doa biasa dipanjatkan menjelang pergantian tahun, doa dijadikan sebagai ajang introspeksi dan resolosi menyongsong Tahun Baru. Termasuk si Langu yang hanya pekerja serabutan, menyusun doa panjang-panjang, sepanjang harapannya di Tahun yang Baru. Langu berharap akan banyak orang memakai jasanya, menghargai jasanya lebih dari sekedar kucuran keringat. Artinya kalau ia diminta ngecat rumah, bersihkan talang, perbaiki ledeng, pasang piringan parabola, bersihkan got, cuci oto, angkat-angkat perabotan rumah dll, setidaknya dihargai selevel dengan para pekerja profesional bukan lagi sekedar dapat persen ‘uang rokok’. Ia masih mekanjutkan doanya.

‘Konga istriku itu semoga tahun ini tidak lagi punya tuntutan macam-macam, minta ganti tivi, minta beli HP, minta motor buat si sulung Umbu. Tidak cerewet lagi, tidak suka larang-larang kalau aku main kartu atau nonton bola di rumah temanku. Pokoknya semoga tahun ini tidak ada lagi tuntutan macam-macam sehingga aku bisa jadi laki-laki dan suami merdeka, itu saja. Amin”.



Tepat di malam Tahun Baru si Langu pamit ke istrinya untuk ikut pesta ‘dugem ala kampung’ dengan kawan-kawan-nya. Di luar dugaan Konga sang istri mengijinkan dengan sukarela. “Bapa pergi saja, ingat bawa jaket, bawa sedikit uang, bawa juga kunci rumah, kalau mau minum mabok ukur-ukur diri walau besok tidak ada kerja”. Langu menyambut gembira,
“Terimakasih Mama. Eh kok tumben Mama kasih ijin sama saya kumpul dengan kawan-kawan?”
“Lhoh bukankah itu yang Papa mau? Bukankh itu doa Papa, supaya Mama tidak larang-larang, tidak cerewet, tidak minta Papa lebih giat cari nafkah, tidak tuntut ini-itu! Begitukan?”
“Tidak begitu juga Mama. Tapi kok Mama bisa tau Papa punya doa, padahal Papa kan doa dalam hati saja?”
“Papa e…, jaman sekarang siapa yang tidak tau orang punya doa. Semua berdoa untuk dirinya sendiri, kepentingannya dan semaunya sendiri. Semua berdoa secara egois, Tuhan pasti bingung”.

Diam-diam Langu sepakat dengan omongan sang istri, lalu ia masuk kamar dan meralat doa-nya. Entah apa yang jadi doanya, Konga pun tak bisa menebak karena Langu tertidur dan lupa dengan Pesta Malam Tahun Baru.

Waingapu, 02 Januari 2018
Yongky H. Suaryono

Show Buttons
Hide Buttons