MaxFM, Waingapu – Dalam pengertian kami di Waingapu, namanya tikam kepala itu bisa diartikan sebagai usaha matian-matian. Kalau arti lurusnya adalah jatuh terjerembab dengan kepala duluan. Namanya juga jatuh kepala duluan, akibatnya tentu fatal.
Banyak kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengguna sepeda motor dengan akibat paling fatal; meninggal dunia. Dari sekian korban ‘meninggal dunia’ para pengguna sepeda motor lebih banyak karena tidak memakai pelindung kepala alias helm.
Walaupun wajib menggunakan helm sudah dicanangkan lebih dari 30 th, nyatanya sulit sekali mengajak orang untuk sadar bahwa memakai helm adalah demi keamanan dan keselamatan. Undang-undang lalu lintas juga sudah memberi sanksi denda yang lumayan terhadap pelanggaran bagi pengguna motor tanpa helm. Tapi tetap saja, helm belum bisa jadi kebutuhan yang dipakai secara sadar.
Dulu sekali, di bawah tahun 1980, sebelum helm jadi pelengkap wajib pengguna kendaraan bermotor, memakai helm saat naik motor bisa terkesan bergaya. Namun kini ketika itu jadi sarana yang wajib dipakai kenapa justru orang-orang yang tidak pake helm ketika melintas di depan polisi dan lolos, merasa hebat?
Tulisan ini saya kerjakan dengan smartphone, duduk di teras rumah, tepat di malam minggu saat jalanan ramai. Ini tepat dicanangkan Operasi Zebra, namun masih saja orang berseliweran dengan sepeda motor di tengah kota tanpa helm. Seseorang sambil menunggu beli sate ayam di depan rumah, bercerita ‘dengan bagga’ berhasil lolos melewati pos polisi tanpa pake helm. Rupanya pihak Kepolisian Harus kerja tikam kepala sebelum banyak korban laka-lantas akibat jatuh tikam kepala.
Kalau saja kita jeli mengamati, para pelanggar wajib helm di kota Waingapu ini ternyata kebanyakan adalah orang-orang yang nota bene melek hukum dan melek pendidikan. Tapi mengapa bisa begitu? Penegak peraturannya gak tegas? Mungkin! Malas pake helm? Mungkin! Yang nilang takut? Mungkin! Supaya kelihatan gaya? Mungkin! Gak bisa beli helm? Emhhh….kayaknya gak mungkin. Waingapu, Nopember 2017 [Yongky H. Suaryono]