![](http://maxfmwaingapu.com/wp-content/uploads/2025/01/Grey-Green-Minimalist-Simple-Photo-Video-Collage-Spain-Travel-Instagram-Post-1-1.jpg)
![](http://maxfmwaingapu.com/wp-content/uploads/2017/08/WhatsApp-Image-2017-08-23-at-08.31.34-1.jpeg)
MaxFM, Waingapu – 2.800 tahun lalu leluhur orang Sumba sudah menetap di Lambanapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, NTT.
Hal ini disampaikan Ketua Tim Penelitian Sumba dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Retno Handini di lokasi penggalian situs tempayan yang berada persis di samping rumah salah satu keluarga di Lambanapu.
170822-max-hen-Situs Tempayan Lambanapu INET
“Situs Lambanapu ini satu level dengan Situs Melolo yang sudah dideteksi umurnya sekitar 2.800 tahun lalu atau sekitar 800an tahun Sebelum Masehi. Kita berharap dari penggalian yang lebih dibawah situs Lambanapu yang sekarang ini, kita bisa mendapati material yang lebih tua lagi yang diperkirakan 3.500 tahun yang lalu,” jelas Ketua Tim Penelitian Sumba dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Retno Handini yang sedang meneliti Situs Tempayan di Lambanapu, Selasa (22/08/2017).
Masih kata Ketua Tim Peneliti Situs Tempayan di Lambanapu yang juga Arkelolog dari Pusat Penelitian Arkelogi Nasional Retno Handini, berdasarkan temuan-temuan tempayan, ditemukan 5 rangka dan 7 tempayan dan pihaknya bisa mengatakan situs Lambanapu ini dari masa Prenolitik atau Paleo Metalik dalam pembabakan ilmu Pra Sejarah.
![](http://maxfmwaingapu.com/wp-content/uploads/2017/08/Situs-Tempayan-Lambanpu-04-1.jpg)
Lanjut Arkeolog Retno Handini, sampai jelang batas akhir penelitian di Situs Tempayan Lambanapu pihaknya belum bisa mencetak bentuk kerangka yang ditemukan sesuai dengan aslinya karena bahan kimia yang dibutuhkan untuk mencetak terlambat tiba di Waingapu. Rencanyanya tambah Arkelog Retno Handini, setelah melakukan pencetakan kerangka di situs Lambanapu ini baru pihaknya akan membuka tempayan yang ada di situs untuk membuktikan apakah di situs Situs Tempayan Lambanapu ada rangka manusia di dalamnya atau tempayan hanya sebagai bekal kubur.
Tambah Arkelog Retno Handini, sambil menunggu waktu mencetak dengan perbandingan 1 : 1 temuan di situs Tempayan Lambanapu di September yang akan datang, untuk sementara situs ditutup bagian atasnya dengan potongan bambu dan gedek.
Situs Tempayan Lambanpu [Foto: Heinrich Dengi]Sementara itu Ketua RT setempat Andreas Marambadidi mengatakan situs in sudah ramai dikunjungi baik dari warga setempat atau sekitar Lambanapu maupun dari Waingapu, pihak pemerintah setempat seperti Pak Camat dan jajarannya sudah mengecek di lokasi. Tambah Andreas Marambadidi, di sekitar lokasi yang sekarang sudah ada juga lokasi penggalian di tahun-tahun sebelumnya, tetapi sudah ditutup bahkan ada yang sudah hanyut terbawa banjir.
.