MaxFM, Waingapu – Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu tanaman. Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikroba yang dianggap mengganggu pertumbuhan. Secara umum pestisida dibagi ke dalam 2 jenis yaitu pestisida sintetik dan pestisida alami (biopestisida).
Pestisida sintetik yaitu pestisida yang terbuat dari bahan kimia murni, sedangkan pestisida alami (biopestisida) yaitu pestisida yang bahan kimianya berasal dari bahan bahan tumbuhan yang mengandung senyawa beracun.
Penggunaan pestisida kimia memang berhasil membantu petani mengatasi hama penyakit tanaman dan meningkatkan produksi atau hasil pertanian cukup tinggi. Namun ternyata pemakaian pestisida secara terus menerus dengan dosis yang semakin meningkat menyebabkan dampak yang luar biasa pula. Hal inilah yang mengharuskan kita untuk lebih bijaksana dalam pemakaian pestisida dan mencari solusi alternatif.
Dampak negatif penggunaan pestisida kimia yang diaplikasi secara terus menerus dan berlebihan sebagai berikut:
1 Hama menjadi Resisten
Resistensi hama terhadap pestisida ini terjadi karena pemakaian pestisida dengan bahan aktif yang sama secara terus menerus (misalnya: deltamatetrin-deltametrin) Dampak lanjutan dari resistensi hama adalah akan terjadi peningkatan dosis pestisida sehingga biaya produksi pertanian juga akan semakin tinggi. Dalam usaha penggendalian hama pada tanaman suatu waktu disemprot pestisida dengan dosis tertentu lain waktu apabila ada serangan hama yang sama disemprot dengan dosis yang sama tidak akan mempan, makanya biasanya dosisnya dinaikkan. Solusinya kalau tidak bisa mengghindari penggunaan pestisida maka harus dilakukan pergantian jenis pestisida (rotasi bahan aktif yang digunakan).
2 Kematian Musuh Alami (Musuh Hama)
Aplikasi pestisida kimiawi secara berlebihan menyebabkan kematian musuh alami termasuk musuh alami dari jenis predator dan parasitoid. Padahal musuh alami ini sangat berpotensi digunakan untuk pengendalian hama secara hayati. Dengan kematian musuh alami ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan populasi hama di lahan pertanian. Apabila musuh alami pada lahan padi yang berperan menggendalikan hama belalang ini mati, maka terjadi ketidakseimbangan antara musuh alami dan hama, akibatnya terjadi ledakan belalang yang hebat.
3 Timbulnya Hama Baru
Timbulnya hama jenis baru dari dampak pestisida ini disebabkan seleksi penggunaan pestisida. Secara alami hama akan meningkatkan keturunannya karena generasinya terancam punah.
4 Terjadi Ledakan Hama
Populasi hama yang tidak terkendali karena berkurangnya bahkan tidak adanya musuh alami akan meningkat drastic bahkan, tidak hanya meningkat intensitas serangannya tetapi akan menyebabkan terjadinya ledakan serangan hama.
Belalang Kembara [Foto: Heinrich Dengi]
5 Akumulasi Bahan Kimia Pada Hasil Pertanian
Produk hasil pertanian yang di aplikasi pestisida kimia akan terjadi akumulasi kimia yang menyebabkan produk tersebut jika dikonsumsi secara terus menerus menyebabkan penyakit degeneratif seperti kanker.
6 Merusak Lingkungan
Lingkungan pertanian dan sekitarnya akan merasakan dampak dari penggunaan pestisida kimia. Lingkungan akan tercemar oleh zat kimia berbahaya yang terkandung dalam pestisida. Pestisida merusak kesuburan tanah dan air, akibatnya membunuh organisme yang bermanfaat di dalam tanah dan air. Ini menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem di wilayah pertanian kita.
7 Menyebabkan Keracunan
Banyak kasus keracunan akibat dari dampak pestisida baik itu manusia sendiri, binatang ternak, maupun binatang lain sekitar lahan pertanian. Manusia sebagai pelaksana dalam aplikasi pestisida di lapangan jarang sekali yang menggunakan APD (Alat pelindung diri) dalam menyemprot pestisida ke tanaman, akibatnya pestisida dapat bersifat sistemik, masuk ke dalam kulit, pernafasan hingga pada akhirnya menimbulkan kematian.
Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia tanaman, tanah dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Penggunaan pestisida yang dilakukan secara kurang bijaksana memicu terjadinya peledakan hama belalang.
Adapun alternatif cara mengurangi penggunaan pestisida sintetik adalah menggunakan biopestisida yang ramah lingkungan. Adapun bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan biopestisida ini adalah Akar tuba (Deris sp) sebanyak 1 kg, Daun tanaman mimba (Azidirachtin indica), air bersih, dan deterjen (sebagai perekat) sedangkan alat yang diperlukan adalah blender, diregen (sebagai wadah) dan baskom, saringan (bila tidak ada dapat digantikan dengan kain kassa).
Cara pembuatannya adalah sbb:
Akar tuba dan daun mimba diblender dengan sedikit air, lalu dimasukkan ke dalam baskom dan ditambahkan 20 L air, lalu ditambahkan 250 gr detergen ke dalam larutan tersebut, selanjutnya larutan tersebut disaring, lalu dimasukkan ke dalam diregen untuk dibiarkan selama 3 hari. Setelah 3 hari, larutan biopestisida siap disemprotkan ke tanaman yang diserang oleh belalang kembara. Lakukan penyemprotan pada siang pagi hari, karena belalang aktif makan pada siang hari.
Dalam praktik budidaya tanaman dibidang pertanian, seharusnya pengendalian hama maupun penyakit dengan menggunakan pestisida sintetik dijadikan sebagai alternatif terakhir, yaitu apabila seluruh teknik pengendalian yang ramah lingkungan telah dilakukan dan hasilnya yaitu tidak ampuh (berpengaruh positif dalam menurunkan populasi hama dan penyakit pada tanaman).
Pestisida kimia sintetik yang direkomendasikan untuk mengendalikan hama belalang yaitu pestisida yang memiliki bahan aktif deltametrin, cyhalotrin, dan karbofuran. Meskipun demikian penggunaan pestisida sintetik ini harus dilakukan secara bijaksana agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. [Sri Ita Tarigan, SP, MSi, Progdi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi
Unkriswina]