MaxFM, Waingapu – Hampir sebagian besar masyarakat Sumba Timur berprofesi sebagai petani namun Sumba Timur belum mencapai swasembada pangan karena sebagian besar masih sering mendatangkan produk pangan dari luar daerah. Hal ini menggerakkan Ikatan Petani Pengendalian Hama Terpadu Indonesia,(IPPHTI) Sumba yang di pelopori oleh Rahmat Adinata untuk membudidayakan tanaman organik di kalangan masyarakat.
Selain tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, tanaman organik lebih mahal sehingga keuntungan petani lebih besar, Ia berharap tanaman organik Sumba Timur dapat memenuhi permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri karena pada tahun 2012 ada permintaan produk organik namun petani Sumba Timur pada saat itu masih dalam proses pengenalan sistem budi daya organik. “Sejak tahun 2012 masuk Sumba Timur sebetulnya banyak permintaan kerjasama produk organik dari Sumba namun waktu itu masih belum siap sebab petani baru mengenal dan bimbingan kelompok masih sedikit terhitung bulan juli 2014 ada perusahaan multinasional bersedia menjadi investor dalam kerjasama inti plasma untuk pendistribusian tersebut dan sekitar Oktober 2014 kami akan mendirikan perusahaan PT.Sumba Lima Organik”. Paparnya menjelaskan.
Ia juga menambahkan peranan pemerintah sangat penting untuk mendukung petani Sumba Timur “Jika bidang pangan yang sehat digarap dengan adanya kontribusi pemerintah bukan hal yang mustahil akan meningkatkan kesejahteraan serta mampu menyerap tenaga kerja secara masif, alasannya lahan pertanian di Sumba Timur paling luas jika dibandingkan dengan kabupaten lain di pulau Sumba tapi inilah tantangan yang harus dilalui terkecuali di Sumba Timur ada sebuah revolusi perubahan atau pemimpinnya dari kalangan orang muda”.
Rahmat berharap dengan melibatkan masyarakat dalam bimbingan kelompok petani organik dapat menyejahterakan petani Sumba Timur serta mampu menguasai market organik Indonesia dengan kualitas teruji. “Ketika keliling di kota kota besar untuk melihat produk organik ternyata hampir 90% hanya labelnya saja. Sedangkan market organik sangat besar baik nasional maupun internasional ini dampak positif kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang sehat utamanya kalangan menengah ke atas.
Peluang untuk Pulau Sumba akan sangat besar sebab kondisi alamnya mendukung hingga ke depan Sumba dengan kondisi iklim yang ekstrim masyarakat harus hidup harmoni dengan kondisi yang ada agar capaian yang di dapat masyarakat bisa sejahtera dengan bertani biaya murah namun harga jual mahal hingga seperti negara Bhutan di dunia sebagi negara organik pertama sedangkan Sumba harus pertama di nusantara.
“Produk SumbaPulau Organik akan sangat mampu bersaing dengan produk kimia sebab target marketnya untuk kota-kota besar dan negara luar, sebagai target awal minimal pemenuhan untuk daerah setempat agar kebutuhan tidak dikirim dari luar apa lagi saat musim hujan tiba ,yang ada di pasar hanya ada bayam,daun ubi, kankung air dan bunga pepaya saja. Kemudian Selanjutnya barang hasil inti plasma dengan petani Sumba Timur tersebut akan dikirim ke kota-kota besar dalam negeri selain sudah ada pesanan dari negara luar”. Ujar Rahmat Adinata.
Jika saja pemerintah serius ingin membangun sektor pertanian Sumba Timur maka petani dapat menjadi sebuah profesi yang menjanjikan dan memberikan sumbangsih besar dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumba Timur.
Semoga apa yang dilakukan oleh IPPHTI Sumba akan mampu mendorong terciptanya kemandirian pangan bagi Pulau Sumba,khusus Kabupaten Sumba Timur.
Tulisan ini Oleh : Juliah Lestari, Mahasiswa STIE Kriswina Sumba dalam rangka Menyambut Hari Tani Nasional.