MaxFM WAINGAPU – Sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Timur akan mengalami musim hujan lebih mundur dari biasanya.
Hal ini disampaikan olhh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG
StasiunKlimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur, NTT lewat siaran pers yang diterima radio MaxFM Waingapu Rabu (20/09/2023).
Dalam siaran pers yang disampaikan BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II NTT disebutkan pada awal Maret 2023, Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Timur – BMKG merilis Prakiraan Musim Kemarau 2023, dinyatakan bahwa awal musim kemarau 2023 di Nusa Tenggara Timur pada umumnya akan terjadi pada Bulan April 2023.
Hasil pemantauan perkembangan musim kemarau 2023, menunjukkan bahwa sebagian besar zona musim (ZOM) di wilayah Nusa Tenggara Timur (19 ZOM atau sekira 68%) telah memasuki musim kemarau pada bulan Maret – April, hal ini sejalan dengan prakiraan awal musim kemarau yang telah dirilis sebelumnya.
Selanjutnya terkait perkembangan EL Nino 2023 siaran pers BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II NTT menyebutkan hingga awal September 2023, pemantauan terhadap anomali iklim global yaitu Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa El Nino masih berlangsung dengan intensitas Moderat dengan nilai anomali suhu di samudra pasifik bagian tengah dan timur (atau disebut sebagai indeks Nino 3.4) sebesar +1,62. Sementara itu, kondisi anomali suhu muka laut di Samudera Hindia menunjukkan fenomena Dipole Mode Event (Indian Ocean Dipole) dalam kondisi Positif dengan indeks Dipole Mode sebesar +1,19.
Lanjut Penjelsan BMKG NTT fenomena El Nino diprakirakan akan bertahan pada level moderat hingga Desember 2023 bahkan sampai dengan Januari – Februari 2024. Sementara itu, fenomena IOD diprakirakan akan tetap Positif hingga akhir tahun 2023. Kombinasi dari kedua fenomena tersebut (El Nino dan IOD Positif) diprakirakan akan berkontribusi pada mundurnya awal musim hujan dan durasi hujan yang lebih pendek terhadap normalnya di Indonesia. [HD]