Scroll to Top
IPB Lakukan Penelitian Terhadap Belalang Kembara
Posted by maxfm on 17th April 2022
| 2511 views
Direktur Tani Center IPB Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc. [Foto: Heinrich Dengi]

MaxFM, Waingapu – Tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama dengan tim dari Direktorat Proteksi Tanaman Kementerian Pertanian melakukan penelitian terhadap hama belalang kembara di Sumba.



Penelitian ini diharapkan dapat melahirkan solusi bagi masyarakat Sumba termasuk menjawab ide Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat terkait mengubah hama belalang menjadi berkah.

Hal ini disampaikan Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, M.Sc. dalam dialog interaktif bersama Radio MaxFm, Senin (11/04/2022) lalu.




Ditegaskannya penanganan terhadap belalang kembara sendiri harus dilakukan oleh masyarakat Sumba sendiri. Karena menurutnya masyarakat Sumba lah yang lebih mengenal dan dapat melakukan proteksi dini terhadap datangnya hama belalang.

Karenanya Prof. Hermanu menegaskan keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat petani di Sumba akan sangat bermanfaat bagi penanganan belalang kembara ini.




“Kehadiran kami disini hanya untuk memberi pesan bahwa masyarakat Sumba tidak sedang sendiri dalam menghadapi masalah belalang kembara ini,” jelasnya.

Bahkan Prof. Hermanu menjelaskan mengadopsi langkah yang pernah diambil Mantan Bupati Sumba Timur, Almarhum Umbu Mehang Kunda tahun 2004 lalu, dan ide Gubernur NTT bagaimana mengubah hama menjadi berkat.

Karena itu pihaknya sedang menggagas untuk melakukan gerakan satu kilo gram belalang untuk dua kilo gram beras.




Namun program ini sendiri tidak boleh dilihat sebatas untuk menangkap belalang guna ditukarkan dengan beras. Karena sesungguhnya program ini hanya bersifat sementara untuk menemukan solusi terbaik dalam penanganan belalang kembara di Sumba.

“Ini (gerakan satu kilo gram beras untuk dua kilo gram belalang) kita lakukan hanya untuk menemukan solusi yang scientific,” tegasnya.



Karena itu kepada masyarakat yang pernah memiliki pengalaman mengolah belalang menjadi bahan makanan seperti sate, atau abon dari belalang bisa berpartisipasi untuk mengubah hama menjadi berkah.

“Masyarakat di Sumba kan bukan hanya orang Sumba, tetapi ada juga orang Jawa, Padang, dan lain-lain. Jadi bisa saling bersinergi mengatasi hama belalang dengan keterampilan masing-masing,” ungkapnya.




Diharapaknnya diakhir penelitian ini nantinya juga dapat menemukan solusi bahkan metode peringatan dini terhadap datangnya hama belalang kembara sehingga ke depan tidak lagi terjadi serangan belalang kembara yang berkepanjangan.

Bahkan pihak lain yang juga peduli dengan Sumba segera mengajukan untuk melakukan ujicoba penggunaan bakteri (pestisida nabati) sebagai ‘covid’ pengendali belalang.




“Ini sudah dilakukan ujicoba sehingga semoga pengajuan izinnya cepat keluar agar dapat digunakan dalam pengendalian belalang kembara,” tandasnya.(TIM)

Print Friendly, PDF & Email
Show Buttons
Hide Buttons