

MaxFM Waingapu SUMBA – Sebagai penyandang disabilitas, Densi Damunamu, pelajar Sekolah Menengah Atas SMA pada Sekolah Luar Biasa SLB di Kecamatan Kanatang, Sumba Timur tidak mengharapkan belas kasihan.
Menurut dia, para penyandang disabilitas memiliki hak yang sama sebagai manusia dan warga negara. Meraka harus diberi jaminan keberlanjutan hidup di masa tua, sehingga penyandang disabilitas tidak bergantung pada bantuan sosial pemerintah.
Selama ini, kata Densi Damunamu, para peyandang disabilitas di daerah itu sering dipandang sebelah mata dan sering mengalami diskriminasi. Selain itu masih banyak banyak penyandang disabilitas dan lansia di desa kesulitan mengakses layanan kesehatan.
Baca juga:
Kemewahan Pakaian Daerah Sumba Timur Ada Harga yang Fantastis…
“Jika sakit, mereka hanya bisa bergantung pada keluarga. Kami mohon ada layanan kesehatan keliling atau fasilitas khusus,” ujarnya.
“Sebagai penyandang disabilitas, saya berterima kasih kepada bapak Bupati yang memberi kesempatan kami duduk di forum terhormat ini. Ini sejarah baru bagi kami yang bahkan di tingkat keluarga pun kerap diabaikan,” ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, “Kami sering dipanggil ‘si Pincang, si Buta, atau si Lumpuh. Nama kami dihilangkan, identitas kami direduksi hanya pada kondisi fisik. Ini membuat kami merasa seperti manusia tak berguna.”
Baca juga:
Pemkab Sumba Timur Bangun Komunikasi Efektif Pada Moment Raker Pamong Praja dan Musrenbang
“Kami tidak butuh dikasihani. Kami butuh pelatihan keterampilan dan modal usaha agar mandiri,” tegas Densi Damunamu di hadapan Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur serta Ketua DPRD dalam Musrenbang yang berlangsung di gedung Umbu Tipuk Marisi Waingapu, Kamis 24 April 2025. [HD]