

MaxFM Waingapu, SUMBA – Saat ini, wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) tengah berada dalam periode peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau, yang dikenal dengan istilah Pancaroba. Peralihan ini sering kali diikuti dengan cuaca yang tidak menentu dan berpotensi menimbulkan bencana alam. Dalam beberapa hari terakhir, cuaca di NTT dipengaruhi oleh gelombang Equatorial Rossby dan Madden Julian Oscillation (MJO), serta adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di Utara atau Barat Laut Kimberley. Sirkulasi ini diperkirakan akan bergerak ke arah selatan, mendekati Australia Barat.
Proses pergerakan siklonik ini menyebabkan terjadinya perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan belokan angin (shear line), yang akan berdampak pada perubahan cuaca di wilayah NTT. Ditambah dengan suhu permukaan laut yang hangat, kondisi ini memicu terjadinya hujan sedang hingga sangat lebat yang disertai petir dan angin kencang di beberapa daerah di NTT. Kondisi cuaca ekstrem ini akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan analisis cuaca terkini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini yang diterima redaksi maxfmwaingapu.com pada Minggu 16 Maret 2025 dan peringatan dini berlangsung selama satu minggu Mulai Senin 17 Maret 2025 hingga Minggu 23 Maret 2025.
Baca juga:
Bupati Sumba Timur Hadiri Musrenbang Kecamatan Lewa, Perhatian Khusus Pada Empat Program Prioritas
Peringatan dini ini terkait potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang. Wilayah-wilayah yang diperkirakan terdampak antara lain Kola, Kupang, TTS, TTLJ, Belu, Malaka, Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Sikka, Nagekeo, Flores Timur, Lembata, dan Alor.
Selain itu, BMKG juga memperingatkan potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai petir dan angin kencang yang berpotensi terjadi di wilayah Ngada dan Ende. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem ini.
Selain peringatan cuaca ekstrem, BMKG juga mengeluarkan peringatan tentang potensi gelombang tinggi yang dapat terjadi di perairan Nusa Tenggara Timur. Gelombang tinggi ini dapat membahayakan pelayaran, terutama bagi para nelayan dan kapal-kapal yang beroperasi di wilayah tersebut.
Baca juga:
Lapas Waingapu Laksanakan Bakti Sosial di GKS Waingapu
Gelombang tinggi ini diperkirakan akan memengaruhi jalur pelayaran di sejumlah perairan di NTT. Masyarakat yang beraktivitas di laut atau yang memiliki rencana perjalanan laut diharapkan untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dan menghindari perjalanan jika kondisi cuaca tidak mendukung.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau agar masyarakat NTT tidak panik, namun tetap menjaga kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi. Masyarakat diminta untuk selalu memperbarui informasi cuaca dan mengikuti instruksi serta peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG melalui Stasiun Meteorologi Kelas II Eltari Kupang.
Bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang, berpotensi terjadi akibat hujan lebat dan angin kencang. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri dengan baik dan menghindari beraktivitas di luar ruangan ketika kondisi cuaca memburuk.
Baca juga:
Kapolres Sumba Timur dan Jajaran Bersama Awak Media Berbagi Takjil Serta Buka Puasa Bersama
Cuaca ekstrem yang diprediksi akan berlangsung beberapa hari ke depan dapat menyebabkan gangguan pada berbagai aktivitas. Di beberapa daerah yang rawan banjir, masyarakat disarankan untuk tidak mendekati sungai atau daerah rendah yang rentan terendam air. Selain itu, masyarakat juga perlu menghindari perjalanan jauh jika tidak mendesak, mengingat potensi terjadinya jalan licin dan longsor. [HD]