MaxFM WAINGAPU – Dua pekan lalu viral di media sosial karena adanya guru yang sudah meninggal dunia terkena mutasi ke sekolah lain.
Hal ini menyusul diterbitkannya SK mutasi guru-guru di Kabupaten Sumba Timur tingkat TKk, SD dan SMP dengan totalnya sebanyak 385 guru.
Sayangnya dari 300 guru SD yang dimutasi kali ini setidaknya ada dua orang guru yang sudah selesai dengan tugasnya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Dimana satu orang sudah purna bhakti dan satunya lagi yang mengajar di SD Negeri Watumbaka telah meninggal dunia sejak tahun 2022 lalu.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Sumba Timur, Erwin Pasande, SE saat ditemui wartawan di ruang kerjanya mengakui adanya kelalaian tersebut.
Erwin mengakui pihaknya menggodok mutasi guru-guru ini sejak semester satu tahun ajaran 2022/2023 lalu.
Karena itu data Dapodik yang digunakan untuk proses mutasi ini menggunakan Dapodik semester satu tahun ajaran 2022/2023.
Namun karena banyaknya guru yang diproses mutasi nya kali ini, pihaknya membutuhkan waktu lebih dari satu tahun hingga finalisasi SK mutasinya.
Sayangnya saat tahapan finalisasi SK mutasi ini, pihaknya tidak melakukan pembaruan Dapodik lagi Terkait guru-guru yang masuk dalam mutasi ini.
Karena itu, Erwin mengaku dua guru ini masih ada dalam Dapodik semester satu tahun ajaran 2022/2023 ternyata ada yang pensiun dan meninggal dunia di semester dua.
“Itu sudah kelalaian kami tidak lakukan pembaruan Dapodik saat finalisasi sehingga ada dua yang seharusnya tidak lagi masuk dalam SK mutasi,” jelasnya.
Terkait gaji kedua guru ini, Erwin mengaku tidak dibayarkan lagi sejak yang bersangkutan pensiun maupun meninggal dunia.
“Ini kelalaian di Dapodik saja, tetapi tidak terhubung dengan pembayaran gaji karena sudah langsung dihentikan saat pensiun atau meninggal dunia,” tandasnya.(ONI).