

MaxFM WAINGAPU – As kemudi sebuah kapal yang sedang berlayar dari PelabuhanBolok, Kota Kupang menuju Pelabuhan Wini , Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) tiba-tiba patah saat berada di perairan Naikliu, Kabupaten Kupang pada Minggu 28 Agustus 2022.
Kapal yang ditumpangi oleh enam orang nelayan masing-masing Pelipus Tumbas ( 57), Nando Sakunab (20), Regi Eko (29), Beny Bana (37), Oni Kase (54) Om Andi (54) warga Kelurahan Sasi, Kota Kefamenanu, Kabupaten TTU, Provinsi NTT itu perlahan hanyut terbawa arus.
Keluarga yang hilang kontak sama sekali dengan para penumpang kapal tersebut terus mencari informasi hingga meminta bantuan tim SAR untuk melakukan pencarian kapal dan para penumpang tersebut.
Selama kurang lebih delapan hari yakni sejak dilaporkan hilang kontak pada Minggu 28 Agustus 2022, kapal yang mengangkut enam orang nelayan asal Kabupaten TTU akhirnya terdampar di Pantai Benda, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur pada Minggu 4 September 2022.
Saat ditemukan oleh warga di sekitar garis pantai tersebut, salah satu penumpang kapal nelayan atas nama Regi Eko (29) sudah tidak bernyawa. Korban diduga mati kelaparan akibat mereka kehabisan stok makanan selama delapan hari hanyut terbawa gelombang.
Para korban selamat dan jenasah lalu dievakuasi oleh warga menuju Puskesmas Mangili untuk segera mendapat penganan medis dan selanjutnya dibawa ke RSUD Umbu Rara Meha Waingapu pada Senin 5 September 2022 dini.
“Selama kapal di laut lepas persediaan makanan menipis bahkan habis, hingga apa saja yang bisa dimakan termasuk kertas semuanya dimakan,” jelas Camat Pahunga Lodu, Yakub Mangu Yada saat dihubungi MaxFM Waingapu, Senin 5 September 2022.
Dikisahkan Yakub, saat kondisi sudah berangsur membaik di Puskemas Pahunga Lodu, salah satu nelayan menceritakan jikalau mereka terombang ambing di laut selama 8 hari hingga kemudian kandas di Benda.
Pada hari ketiga, salah satu nelayan yang merupakan juru mudi kapal motor tersebut, nekat membuang diri ke dalam laut untuk menyelamatkan diri.
Dikatakan Yakub, “Menurut ceritanya, saat perahu motor dibawa arus pada hari yang ke tiga, juru mudi berusaha meninggalkan perahu dengan drom yang ada di kapal.”
Dari atas kapal, ke lima orang nelayan yang lain menyaksikan sang juru mudi yang nekat terjun ke laut untuk menyelamatkan diri.
Saat itu drom yang dibuang ke laut oleh juru mudi ternyata dihatam oleh arus sehingga tidak bisa diraihnya.
Dikatakannya, “Terjun ke laut dan berusaha meraih drom yang dilempar, namun naas karena arus laut yang kencang drom tidak bisa diraih oleh juru mudi, mulai saat itu nelayan yang ada di perahu motor sisa lima orang.”
Kabar terkini, nelayan atas nama Fernando Sakunab usia 22 tahun meninggal sekitar jam 1 dini hari Senin, 5 September 2022 di Puskemas Mangili, sehingga sudah 2 nelayan TTU yang meninggal, yang meninggal di perahu motor atas nama Regi Eko, Umur 29 Thn, Alamat Kefamenanu, yang belum ditemukan yakni juru kemudi perahu motor. [TIM]