MaxFM, Waingapu – Kabupaten Sumba Timur berhasil menekan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2020 saat ini. Jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu, jumlah kasusnya menurun sangat drastis yakni dari 895 kasus dengan 18 kasus meninggal, tahun 2020 sampai dengan saat ini tercatat 146 kasus DBD tanpa korban meninggal.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Timur, dr. Chrisnawan Tri Haryantana menyampaikan hal ini saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/8/2020). Dijelaskannya penurunan kasus DBD di tahun 2020 ini mendapat perhatian dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sehingga dirinya diminta memberikan testimoni dalam rapat virtual yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Senin (28/9/2020).
“Kami diminta untuk memberikan testimoni, karena tahun lalu (2019, Red) kita di Sumba Timur KLB (Kejadian Luar Biasa) DBD, dengan angka tertinggi kasus dan juga kematian se Indonesia. Tetapi tahun ini, kita berhasil menekan angkanya termasuk tanpa kematian,” jelasnya.
Dijelaskannya tahun 2019 lalu, pihaknya kewalahan karena dengan KLB, pihaknya harus melakukan fogging di berbagai tempat dan menghabiskan sumber daya hingga waktu yang tidak sedikit. Namun hal itu tidak terlalu efektif. Sebab fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, namun jentik nyamuk tetap hidup dan dapat menetas menjadi nyamuk dewasa.
“Satu ekor nyamuk dewasa betina itu bisa menghasilkan 100-300 telur. Jadi kalau kita fogging, yang mati satu ekor nyamuk dewasa. Tetapi kalau itu nyamuk dewasa betina yang sudah sempat bertelur, artinya seminggu kemudian ada 100-300 jentik nyamuk menetas menjadi nyamuk baru, dan itulah yang membuat kita kewalahan,” urainya.
Belajar dari pengalaman tersebut, diawal tahun ini dirinya meminta ijin kepada Bupati Sumba Timur, Drs. Gidion Mbiliyora, M.Si untuk melakukan tindakan pencegahan melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang berkualitas, yang melibatkan semua sektor termasuk masyarakat dengan standar seperti sedang KLB DBD.
“Kalau tahun lalu masyarakat masih menonton kita lakukan PSN di rumahnya, tahun ini masyarakat sudah mulai sadar sehingga kegiatan PSN yang kita lakukan secara berkualitas didukung oleh masyarakat dengan ikut melakukan PSN,” urainya.
Dr. Chrisnawan juga selalu mengingatkan kepada jajarannya serta semua elemen dan juga masyarakat agar saat ini selain memberikan perhatian terhadap Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia saat ini, juga tetap waspada terhadap penyakit DBD, sehingga perilaku hidup bersih dan sehat harus ditingkatkan dari waktu ke waktu, termasuk melakukan PSN berkualitas di rumah masing-masing.
“Ban bekas itu paling berbahaya, karena diletakkan dalam posisi bagaimanapun air pasti akan tertampung. Jadi jangan simpan ban bekas diluar rumah, tetapi kalau ada bisa dituang oli kotor agar tidak ditempati nyamuk, atau juga bisa dengan abate,” tandasnya.(ONI)