Scroll to Top
Tarian Kataga Meriahkan Pembukaan Pertemuan Raya Pemuda
Posted by maxfm on 3rd November 2019
| 4475 views
Tarian Kataga Saat Pembukaan Pra SR Pemuda di Waikabubak [Foto: Heinrich Dengi]

MaxFm, Waikabubak – Tarian daerah yang melambangkan kemegahan masyarakat Sumba Barat dalam menyambut kemenangan pasukan yang habis berperang yakni tarian Kataga ikut memeriahkan jalannya pembukaan pertemuan raya pemuda dalam rangkaian Pra Sidang Raya PGI XVII tahun 2019, yang berlangsung di lapangan Manda Elu Waikabubak, Sabtu (2/11). Para penari Kataga ini masuk ke lapangan Manda Elu Waikabubak mengikuti seekor kuda putih yang ditunggangi seorang pemuda.

Pembukaan Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PPRG) ini sendiri dilakukan dengan ibadah pembukaan, dan dikukuhkan pelaksanaannya oleh Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Dr. Henriette T. Hutabarat-Lebang, dan dibuka oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, yang diwakili oleh staf ahli gubernur bidang pemerintahan dan politik, Drs. Samuel D. Pakereng, M.Si.




Atraksi Kuda Berwarna Putih Mengawali Pembukaan Pra SR Pemuda di Waikabubak [Foto: Henrich Dengi]

Pantauan MaxFm, sebelum masuknya kuda putih dan para penari kataga ini, juga ada sejumlah penunggang kuda dengan atraksi pasola lebih dulu menghentak ribuan undangan yang sudah memadati lapangan kebanggaan masyarakat Sumba Barat ini sejak beberapa jam sebelum kegiatan pembukaan dimulai.

Selanjutnya secara berturut-turut masuk peserta pertemuan raya pemuda dalam rangkaian Pra Sidang Raya PGI XVII tahun 2019 dari Pulau Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Tionghoa, dan diakhiri dengan para pendeta GKS, dan pendeta pengkhotbah yang memimpin ibadah pembukaan kegiatan tersebut.

Tarian Woleka ini sendiri bercerita tentang bagaimana masyarakat Sumba Barat menyambut tamu dengan 300 penari yang adalah siswi-siswi SMP dan SMA se-Kota Waikabubak., menjadi bagian lanjutan kemeriahan pembukaan kegiatan empat tahunan ini. 300 siswi SMP-SMA ini tampil anggun dengan sarung dan kebaya berwarna dasar merah,ikat pinggang kuning, dan ikat kepala berwarna hijau, dan menampilkan tarian Waleka dalam iringan musik gong.

Katrina Dade, pelatih penari Waleka kepada MaxFm menguraikan, anak-anak ini dilatih bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat, dan disutradarai oleh Ruston Pandanga, termasuk tarian kolosal yang melibatkan 1400 anak dan pemuda dengan rangkaian cerita Alkitab, mulai dari kisah penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa, hingga penyelamatan umat manusia melalui pengorbanan Tuhan Yesus diatas kayu salib.




Tarian Woleka, Tarian penyambutan Tamu [Foto: Heinich Dengi]

Ibadah pembukaan pertemuan raya pemuda dalam rangkaian Pra Sidang Raya PGI XVII tahun 2019 ini dipimpin oleh Pdt. Eny Bora, yang melandaskan khotbahnya dari surat Paulus kepada jemaat di Kolose 3:15 pada kesempatan tersebut menegaskan, upaya untuk menyatukan kembali kehidupan dunia yang tercerai-berai tidak boleh ditangani dengan cara dunia, melainkan harus ditangani dengan jalan Tuhan, yakni jalan damai dan semua pihak harus ikut terpanggil untuk melakukannya.

Dimana menurutnya, dalam konteks Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir banyak terjadi konflik yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak bertangung jawab untuk maksud memporak-porandakan Indonesia. Karena itu, negeri yang memiliki banyak konflik ini membutuhkan generasi yang memiliki hati yang tulus untuk menyatukan sekaligus membangun.

“Gereja hadir untuk mengutus generasi muda gereja agar bersama generasi muda negara lainnya mewujudkan persatuan Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” tegasnya.

Karena itu, ditegaskannya orang muda gereja harus tergerak oleh damai sejahtera Kristus, agar tampil menjadi pelopor kesatuan dan pemelihara kerukunan tanpa pamrih di dalam setiap keadaan apapun, termasuk dalam menghadapi carut-marut kehidupan berbangsa dan bernegara yang sedang menghadapi berbagai persoalan, karena adanya kelompok-kelompok tertentu yang sengaja ingin merusak kerukunan dan persatuan Indonesia.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Politik, Samuel D. Pakereng pada kesempatan tersebut kembali menegaskan bahwa NTT sebagai Nusa Tertinggi Toleransinya di Indonesia harus terus menjaga dan memeliharanya, agar bisa terus menjadi contoh bagi daerah lain guna menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selanjutnya, Viktor juga menegaskan visi-misi besar Pemerintah Provinsi NTT untuk bangkit dan sejahtera bersama rakyat NTT pada 2023 mendatang, bukanlah menjadi tanggung jawab Pemprov NTT semata. Namun juga merupakan tanggung jawab gereja dan lembaga-lembaga agama. Sebab masyarakat yang dilayani pemerintah, dan jemaat atau umat yang dilayani gereja dan lembaga agama lain di NTT adalah masyarakat yang sama.



Tarian Kataga Saat Pembukaan Pra SR Pemuda di Waikabubak [Foto: Heinrich Dengi]

Sementara untuk para pemuda, Gubernur Viktor menegaskan agar bisa melahirkan sikap kritis inovatif dalam diri, sehingga bisa memberikan kritik yang baik bagi pemerintah. Namun disaat yang sama, pemuda harus mampu membuktikan diri dengan inovasi yang dihasilkannya, termasuk dengan memiliki jiwa enterpreneur untuk ikut menggerakkan ekonomi kerakyatan di NTT.

“Masalah sampah juga merupakan tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, maupun gereja, termasuk pemuda. Jadi kita semua harus berperan untuk mengajak bahkan menegur siapa saja yang kedapatan membuang sampah secara sembarangan, terutama sampah plastik. Karena jika tidak, akan sangat berbahaya bagi anak-cucu kita,” tegas Viktor.

Pantauan MaxFm, undangan yang menghadiri acara pembukaan kegiatan ini diperkirakan lebih dari 8000 orang. Karena semua tribun pada Lapangan Manda Elu dipadati undangan, termasuk semua kursi yang disediakan panitia, sehingga panitia harus menambah kursi untuk menyediakan tempat bagi undangan lainnya. Namun tetap sebagian undangan harus duduk di tanah, ataupun berdiri sepanjang kegiatan berlangsung. Tampak hadir pada kesempatan ini, Ketua Umum PGI, Sekretaris Umum PGI, Ketua Umum BPMS GKS, pengurus BPMS GKS, Bupati Sumba Barat, Bupati Sumba Tengah, Bupati Sumba Barat Daya, Bupati Malinau, Ketua DPRD Mamasa, panitia pelaksana dan undangan terhormat lainnya.(ONI)

Print Friendly, PDF & Email
Show Buttons
Hide Buttons