MaxFM, Waingapu – Sudah dua tahun terakhir ini Dohang  di Mahanga, Kalu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur NTT menanam berbagai macam sayur di kebun sekitar  rumahnya.

Sebelumnya kata Dohang lahan ini hanya dimanfaatkan sekali dalam setahun untuk menanam jagung di saat musim penghujan, setelah itu lahan ini dibiarkan begitu saja.

“Saya punya sembilan bedeng sayur di sekitar rumah, rata-rata tiap bedeng bisa panen sekitar 300 ribu rupiah sekali panen, kalau sejenis sayur putih bisa panen saat 30 hari sesudah tanam, kalau pitsai bisa 2 bulan baru panen, biasanya saya jual 4 pohon 5 ribu rupiah untuk sayur putih, kalau pitsai 1 pohon 5 ribu rupiah,jadi kalau di total bisa 3 juta sebulan dari lahan ini” ujar Dohang.

Lanjut Dohang, dirinya mulai serius menanam setelah mengikuti pertemuan petani sekira 2 tahun lalu, setelah mendapat penjelasan dari pemateri dan  pembawa acara Ayo Bertani Organik Radio Max FM  Kang Bayan, dirinya tertarik untuk mulai menanam berbagai sayur di lahannya dan ternyata hasilnya memuaskan.

Tambah Dohang, untuk penjualan hasil sayur di kebunnya tidak sulit, karena warga sekitar membeli sayur organik ini, kadang datang juga pembeli dari pasar membeli untuk dijualkembali ke pasar serta sekarang ada LSM yang membina anak-anak yang memborong sayur di kebunnya, uang yang diperoleh untuk keperluan keluarga dan membayar biaaya sekolah dan kuliah anak-anaknya.

Dari pantauan di kebun Dohang, terlihat beberapa bendeng sudah kosong karena sayurnya habisa diborong tim sekolah dari kecamatan yang sedang berlomba olahraga dan seni di Waingapu, juga terlihat beberapa bedeng sudah terisi dengan bawang merah yang mulai menampakkan daunnya sedangkan air untuk menyiram kebun sayurnya tidak sulit karena sumber air dekat, ada sumur dengan dalam sekitar 5 meter ada di kebun sayur dan airnya melimpah.

Kata Dohang lagi hingga hari ini sudah berbagai jenis sayur di tanam dan panennya memuaskan seperti, Tomat, Pitsai, Pak Coy, Letus, Sawi Putih,  Kol, Bunga Kol dan beberapa jenis lagi.