

MaxFM, Waingapu – Jokowi Gubernur DKI Jakarta yang mantan walikota Solo menjadi tokoh yang fenomenal di Indonesia saat ini. Jokowi menerapkan aturan yaitu mulai awal Januari 2013 semua PNS di DKI Jakarta wajib memakai pakaian Betawi setiap hari Rabu (sekarang diganti Hari Jumat). Demikian juga ketika Jokowi menjadi walikota Solo, beliau membuat aturan yang sama mengharuskan PNS di kota Solo memakai pakaian Jawa seminggu sekali.
Mengenakan pakaian adat Betawi juga untuk menumbuhkan rasa cinta kepada tradisi budaya Betawi, sekaligus sebagai cara untuk melestarikannya kepada generasi muda. “Jangan sampai generasi muda melupakan kebudayaan-kebudayaan Indonesia. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi,” kata Jokowi
Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok), mengatakan bahwa seragam Betawi tunjukkan siapa tuan di Jakarta. (www. vivanews.com)
Seharusnya memang setiap daerah mengangkat budayanya masing-masing agar orang tahu dan bahkan dunia tahu tentang budaya suatu daerah, termasuk bahasa di dalamnya.
Akan halnya di Sumba, jika kita perhatikan maka keadaannya adalah berbanding terbalik dengan keadaan di daerah-daerah lainya. Sumba sangat terkenal dengan ternaknya (kuda, sapi, kerbau, babi), sehingga Sumba dianggap sebagai lumbung ternak dan lumbung kuda pacu serta lumbung tenunan ikat. Dan masyarakat Sumba sangat bangga dengan predikat-predikat ini : lumbung ternak dan lumbung tenunan ikat yang indah.
Semoga ada yang mengawalinya dengan membuat kamus ONLINE bahasa Sumba, Sumbawa dan bahasa daerah timur lainnya, untuk melengkapi kamus online bahasa daerah lainnya (batak, bali, dll walau masih sedikit)…
Kalau begitu, perlu diusahakan untuk membuat, paling tidak, kamus sederhana untuk bahasa Sumba. Mungkin perlu melihat beberapa suku di Indonesia yang sudah ada kamusnya. Katakan Toraja. Atau kalau ada hal lain bisa kita komunikasikan ke depan. Siapa tahu ada jalan keluar untuk itu. 081253577774 (Aleksander Mangoting).
saya sangat salut dgn penulis….sy juga punya pemikiran yg sama…kalau diamati kids jaman now…walaupun lahir besarnya di sumba dan blm pernah keluar dari sumba…banyak yg tdk bisa berbahasa sumba…ini aneh dan miris…kecintaan kepada budaya sudah mulai luntur..saran saya jika pemerintah mau peduli…bantulah mereka yg ingin mengembalikan bahasa sumba sebagai tuan rumah..salah satunyalibatkan penyanyi dan pencipta lagu sumba…karna nenurut pengamatan saya musik dan lagu lebih cepat untuk mengirim pesan kepada masyarakat…
Saya sebagai pendatang saya merasakan hal yang sama dengan nara sumber bahasa sumba timur makin terkikis habis,